Memahami sejarah memang merupakan cara yang bagus untuk mendapatkan perspektif baru tentang kehidupan. Salah satu dari ribuan cara di antaranya adalah dengan membaca dan memaknai setiap peristiwa seputar sejarah. Meski masa lalu, kita harus mempelajari sejarah untuk memahami bagaimana kita menjadi siapa kita dan apa yang kita percayai hari ini. 



Seperti istilah 'Jasmerah' yang diucapkan Presiden Soekarno, yang berarti jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Ya, meski sejarah merupakan masa lalu, keberadaannya yang membentuk kita saat ini. Kita bisa menggunakan sejarah sebagai bagian pengalaman dan pelajaran dalam hidup.


Kali ini saya coba untuk meresensi buku karya dari Bambang Hadi Utomo, dkk yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012. Atlas sejarah ini merupakan rangkaian dari tiga atlas sebelumnya yaitu atlas prasejarah indonesia, atlas sejarah indonesia masa klasik dan atlas sejarah indonesia masa islam.

Atlas sejarah indonesia masa kolonial ini berisikan gambaran tentang hasil-hasil budaya asli dan asing yang masun, kemudian berasimilasi dengen budaya lokal dan akhirnya berkembang di Nusantara pada era kolonial. Hasil budaya yang dimaksud adalah hasıl budaya yang tangible (budaya benda) dalam wujudnya sebagai bangunan ibadah (masjid dan gereja), banteng, makam dan kantor Pemerintahan. Tinggalan budaya tersebut ditemukan hampir di seluruh provinsi di indonesia, termasuk di provinsi dki jakarta. Dengen harapan dapat menjadi kesadaran sejarah dan nilai budaya guna memperkokoh jati diri bangsa serte memberikan petunjuk bagi kajian sejarah selanjutnya.


A. Mengenal Nama Jakarta


Jakarta pada masa kolonial masih bernama batavia, walaupun pada awalnya bernama sunda kelapa setelah di kuasai oleh Fatahillah kemudian diubah menjadi Jayakarta. Namun berubah kembali setelah Belanda menguasainya menjadi Batavia, Jacatra dan akrhinya menjadi Jakarta sampai saat ini.


Batavia pada saat itu dipimpin oleh seorang gubernur jenderal VOC yang bernama John Pieterzoon coen (1610-1623) yang memilih Jayakarta sebagai basis administrasi dan perdagangan VOC dibanding pelabuhan banten, padahal pada saat itu Banten telah banyak kantor pusat perdagangan bagi orang-orang eropa seperti Portugis, Spanyol juga Inggris. Hal ini yang menyebabkan di tahun 1611 VOC membangun kantor dagang pertamanya atas ijin Jayakarta yang dibawah kekuasaan kesultanan banten dengan menyewa lahan 1,5 hektar yang berisikan kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang belanda dan bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis. Akan tetapi setelah berjalan 8 tahun, tepatnya tanggal 30 mei 1619 VOC Belanda menyerang Jayakarta, yang memberikan mereka ijin untuk berdagang dan membumihanguskan keraton hampir seluruh pemukiman penduduk hingga akhirnya Belanda menguasai seluruh kota.


B. Pemerintahan Kolonial Belanda

Batavia dibangun untuk memenuhi mimpi-mimpi elitenya yang ingin markas dagang sama seperti kota di negerinya, Belanda. Warganya tak punya hak-hak sipil. Pegawai VOC jika mau kembali ke Eropa tergantung pada dorongan hati gubernur jenderal. Bahkan, menikah pun sulit jika ia tidak menyetujuinya.


Pada 04 Maret 1621, Pemerintahan kota batavia (staad batavia) dibentuk dan membangun benteng juga gudang yang disekitarnya digali parit, kemudian ditaanami pagar besi dan tiang-tiang yang kuat. Hanya dalam waktu 8 tahun, kota batavia sudah meluas tiga kali lipat hingga sempurna pada tahun 1650. Arti kata nama batavia ditujukan utuk mengenang bangsa batavieren yang memiliki semboyan hidup "dispereer niet, ontziet uw vijanden niet, want God is met ons". (jangan putus asa, jangan pisahkan musuhmu sebab tuhan selalu bersama kita).


    Setelah peristiwa itu, Coen mendirikan Mauritius Huis, sebuah benteng yang diisikan berbagai meriam tempur untuk mengganti benteng lama fort jacatra (kasteel batavia) demi mempersiapkan diri menguasai Jayakarta hingga abad ke-18 kota batavia berubah peran dari kota pelabuhan pengumpul komoditi menjadi ibukota dan pusat pemerintahan kolonial, disinilah pelabuhan Tanjung Priok dibangun menggantikan pelabuhan pasar ikan.

    Akan tetapi sejak banyak perubahan yang dilakukan oleh belanda menyebabkan kota batavia sering terjadi genangan air dan sering terjadinya penyakit tropis yang berbahaya seperti kolera dan disentri. Untuk mengatasi hal tersebut, belanda akhirnya membangun Kanal banjir Barat dan Kanal Gunung Sahari di timur. Dan mengatur beberapa strategi kemasyarakatan dengan membagi tiga bagian (utara, pusat dan selatan). Bagian utara berlokasi dari pelabuhan pasar ikan sampai tanjung priuk sebagai pusat perdagangan, bagian pusat (centrum batavia) digunakan untuk keperluan urbanisasi yang meliputi noordwijk (jl. juanda) , rijwijk (jl. veteran) dan daerah pasar baroe, sedangkan daerah selatan dimulai dari Keningsplein (lapangan medan merdeka monas) sebagai tempat pemukiman yang lebih tenang. Kemudian membagi luas kota batavia yang terdiri dari 17 distrik dan 2599 desa menjadi blok-blok yang dinamai secara alfabet dan tiap blok dikepalai oleh seorang wijkmester (kepala) atau Tuan Bek (setingkat lurah).


Dari awal sampai pertengahan abad ke-20 jumlah orang belanda semakin banyak yang bermukim di Batavia yang menyebabkan sebagai kota kolonial bergaya eropa, sebagaimana terlihat pad bangunan-bangunan rumah tinggalnya. Kasawan Weltevreden (Weltevreden adalah daerah tempat tinggal utama orang-orang Eropa di pinggiran Batavia, Hindia Belanda yang berjarak kurang lebih 10 kilometer dari Batavia lama ke arah selatan. Letaknya kini di sekitar Sawah Besar, Jakarta Pusat yang membentang dari RSPAD Gatot Subroto hingga Museum Gajah) sudah dibangun seluruhnya hingga membeli tanah di derah menteng dan gondang dia hingga jatinegara diintegrasikan dengan batavia. Hindia belanda kurang lebih menguasai jayakarta selama 321 tahun (1621 s.d 1942). Setelah kekalahan belanda oleh jepang pada tahun 1942, menyebabkan nama-nama berbau eropa dilarang dan nama kota batavia berganti menjadi Jakarta kota dan Weltevreden menjadi Jakarta (berdasarkan UU no.28 tanggal 10 desember 1942)


C. Bangunan Bersejarah Jakarta


    Dibalik sejarah kota jakarta yang panjang tersebut, kota ini menyimpan berbagai kisah kejayaan yang pernah dilaluinya mulai dari bangsa portugis, belanda hingga akhirnya Indonesia merdeka dan Jakarta menjadi Ibukota Republik Indonesia. Bangunan-bangunan tua yang kini masih berdiri di jakarta cukup banyak seperti Kota tua jakarta didalamnya ada museum fatahillah, museum keramik atau dewan pengadilan dan museum wayang. Bangunan Gedung Arsip Nasional dulunya merupakan tempat tinggal Reinier de klerk (Gubernur-Jenderal Hindia Belanda ke-31 periode 1777-1780) juga terdapat gereja Sion (portugeese buittenkerk) dan disebelah kali besar terdapat bangunan toko merah.

Selain itu, bangunan tua lainnya adalah istana negara, yang dulu merupakan rumah peristirahatan untuk J.A van Braam di luar kita batavia yang dibangun tahun 1796); Istana Merdeka (dahulu istana gubernur jenderal hindia-belanda tahun 1870; Museum nasional yang dibangun 1862-1868; Gedung Harmonie yang dibangun tahun 1809-1815 (sekarang dibongkar untuk tempat parkir sekretariat negara) dan bangunan-bangunan di sekitar lapangan banteng (dahulu waterlooplein).


Nama waterlooplein dipakai guna memperingati kebebasan belanda dari penduduk prancis setelah tentara inggris berhasil menundukkan napoleon pada pertempuran di Waterloo, belgia. Waterlooplein dikenal juga sebagai lapangan singa karena ditengahnya terdapat sebuah tugu yang dipuncaknya terdapat patung singa. Dilapangan ini juga berdiri pula monumen untuk mengenang genral michiels, seorang pejuang belanda apda peraang padu di sumatera. Hingga jatohnya kekuasaan belanda ke jepang, lapangan sings dijadikan seabgai tempat pelatihan militer dan arena kegiatan lain. Namun setelah merdeka, presiden soekarno mengganti nama lapangan singa menjadi lapangan banteng.


Di teluk jakarta ada gugusan pulau yang dikenal dengan nama kepulauan seribu. Di kepulauan itu ada beberapa pulau pada masa pemerintahan kolonial belanda dimanfaatkan sebagai galangan kapal dan benteng-bentengnya. Pulau tersebut dikenal dengan nama pulaiu onrust, bidadari, cipir dan kelor.


Selain itu ada kubu Culemborg dan menara syahbandar yang terletak di sebrang sebelah timur museum bahari atau disebut juga Lookot merupakan bagian dari sistem pertahanan batavia dengan jl. tongkol, kubu culemborg adalah nama sebuah kota kecil di negeri belanda tempat kelahiran gubernur jenderal van diemen yang bertujuan untuk menjaga muara ciliwung, gudang rempah dan galangan kapal VOC. Kemudian menara syahbandar yang berfungsi untuk mengawasi pelabuhan dan keluar masuknya kapal.


Pada paruh pertama abad ke-18 banyak imigran tionghoa yang bermukim di kota batavia untuk mengadu nasib dan merantau. Akan tetapi karena jumlah mereka terlalu banyak sementara lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas, alhasil banyak yang tidak menemukan pekerjaan hingga akhirnya terpaksa melakukan tindak kriminal seperti mencuri. Puncaknya terjadi keresahan sosial yang besar dan terjadi pembrontakan masyarakat tionghoa yang disusul dengan pembantaian masyarakat tionghoa secara besar-besaran oleh kolonial belanda yang dikenal dengan geger pacinan pada tanggal 09 Oktober 1740. Semenjak kejadian tersebut, banyak keturunan tionghoa yang tinggal diluar tembok batas kota yang disebut akwasan pecinan pintu kecil, letaknya dibelakang bangunan tua javaanichebank (kini bank indonesia) di daerah glodok.


Di pusat kota batavia, didaerah yang kini dikenal sebagia kota tua, berdiri bangunan dari 1710 yang pernah berfungsi sebagai balaikota (stadhuis). Bangunan ini dianggap sebagai salah satu conth terbaik dari arsitektur kolonial belanda karena pernah diguakan sebagai kantor administrasi kota, pengadilan dan penjara termasuk pangeran diponegoro pernah mendekam dibawah tanah bangunan ini. Kemudian lapangan didepan gedung berfungsi sebagai alun-alun utama kota selama periode 1710-1925. Sekarang bernama museum fathillah dan sejak tahun 1974 berfungsi sebagai museum sejarah jakarta.


Pada abad ke-19 gubernur jendera lenada tinggal didaerah yang beriklim sejuk, yaitu di buitenzorg (bogor) akan tetapi kadang-kadang mereka ke batavia untuk rapat dewan hindia. Hingga akhirnya membangun gedung baru karena dirasa rumah kediaman gubernur jenderal belanda atau istana rijswijk dirasa terlalu sempit guna memenuhi kebutuhan sebagai kediaman resmi hingga dijadikan sebagai tempat resepsi kenegaraan. Keningplein paleis atau Istana merdeka dibangun tahun 1873 dan diresmikan pada januari 1879 bersamaan dengan perayaan penghormatan pernikahan raja willem III.

    
Selama zaman belanda ada tujuh kantor pos di batavia, dengan kantor pos pusat terletak diarea perumahan weltevreden. Kantor pos cabangnya terletak didaerah gondangdia, kramat, molenvliet (gajahmada) dan meester cornelis (jatinegera). Ada juga dua kantor pos independen, satu didaerah kota dan di tanjung priok. Demikianlah beberapa kawasan jakarta tempo dulu yang dari masa ke masa menjadi saksi bisu dari setiap peristiwa sejarah yang sering terjadi. Sebagian bangunan tersebut saat ini menjadi cagar budaya yang keberadaannya dilindungi oleh pemerintah. 
    Kawasan yang cukup besar dan masih banuak terdapat bangunan asli terletak di kota yang saat ini dikenal dengan kawasan kota tua dan menjadi salah satu destinasi wisata bagi warga jakarta dan sekitarnya. Kalau dijakarta utara dikenal dengan memiliki 12 jalur destinasi wisata diantaranya Kawasan Muara Angke, Kawasan Suaku Marga Satwa, Kawasan Sunda Kelapa (Galangan VOC, Menara Syah Bandar, Museum Bahari), Kawasan Luar Batang, Kawasan Ancol dan Bahtera Jaya Yacth Club. Selain itu Kawasan Tanjung Priok, Kawasan Mangga Dua, Kawasan Toegoe, Kawasan Islamic Centre, Kawasan Kelapa Gading (Mal Kelapa Gading, Mal Artha Graha, MOI) dan Kawasan Marunda (Rumah Pitung, Masjid Al Alam).


Gereja katedral jakarta yang memiliki nama resminya "santa maria pelindung diangkat ke surga", de kerk van onze lieve vrouwe ten Hemelopneming adalah sebuah gereja yang letak sudut barat laut lapangan banteng, jakarta pusat. peresmian pemakaiannya pada tahun 1901 dengan arsitektur bangunannya neo-gotik, suatu gaya arsitektur yang lazim diterapkan pada bangunan gereja abad ke-18 dan 19 lalu. Dirancang oleh apstor antonius Dijkmans dan diresmikan 21 april 1901. Namun pernah diresmikan sblmnya februari 1810, namun pada 27 juli 1826 terbakar bersama 180 rumah penduduk disekitarnya dan tanggal 31 mei 1890 juga sempat roboh.

Kemudian ada gereja imanuel yang dibangun didasari oleh kesepakatan antar umat reformasi dan umat luteran di batavia. gereja ini secara populer disebut "gereja bundar" depan stasiun gambir, dimulai bangun 1834 dan diresmikan 24 agustus 1839. Tujuan dibangun gereja imanual bermaksud mempersatukan fraksi-fraksi yang ada dalam agama protestan namun tidak dapat terlaksana di belnanda tapi diwilayah jajahan dapat dilaksanakan.


.

Gereja tugu terletak di kampung tugu, cilincing jakarta utara dibangun tahun 1744-1747 atas bantuan justinus vinck, seorang tuan tanah dari cilincing dan pasar senen. Peresmian dilakukan pada tanggal 27 juli 1748 bersamaan dengan sekolah rakyat pertama di nusantara oleh melchior leydecker. Gereja tugu dibangun pertama tahun 1676-1674 tetapi karena ada pembrontakan tionghoa, gereja tersebut dihancurkan dan direnovasi kembali 1747.


Pulau onrust merupakan salah satu pulau dalam gugusan kepulauan seribu yang terdekat dengan pantai jakarta. Jaraknya sekitar 14km menuju arah timur laut dari pelabuhan ikan kamal. Penduduk di lingkungan kepulauan seribu mengenalnya dengan nama pulau kapal, karena berkaitan dengan peruntukan pulau ini di masa lampau sebagai galangan kapal. Onrust berasal dari bahasa belanda artinya tanpa istirahat/sibuk karena kondisi kehiduopannya dipulau ini tidak pernah berhenti bongkar muat barang-barang komoditi dan perbaikan kapal-kapal yang rusak dari berbagai penjuru singgah di pulau ini sebelum belanda membangun gudang di pasar ikan sekarang.


Pada masa kesultanan banten juga pulau onrust dijadikan tempat peristirahatan keluarga sultan banten, akan tetapi terjadi sengketa kepemilikan dengan jayakarta. Pada tahun 1615, VOC membangun sebuah galangan kapal dan sebuah gudang kecil di pulau onrust juga tempat tinggal untuk tukang. Hingga tahun 1618, onrust berubah fungsi sebagai pulau pertahanan dengan dibangun benteng segilima dengan bastion di sudut-sudutnya, besi-besi dan dua buah kincir angin. Dok untuk memperbaiki kapal berada diselatan pulau. HIngga 1775 sebanyak 1200 orang tinggal dipulau sempit ini dan sebagian besar mereka adalah tukang kayu kapal dan tentara, namun ada juga yang kena hukuman kerja paksa. Namun pada tahun 1800 inggris memusnahkan semua bangunan di pulau onrust dan pulau-pulau sekitarnya hingga tahun 1816. Galangan kapal onrust mulai redup tahun 1883 sesaat setelah dibuka pelabuhan tanjung priuk ditambah lagi dengan hantaman tsunami akibat meletusnya krakatau. Sejak saat itu pulau onrust mulai ditinggalkan orang. namun saat ini dicagar alamkan dan dijadikan tempat untuk destinasi wisata di kepulauan seribu.


D. Kesimpulan

Akhirnya, inilah buku yang memiliki banyak pengalaman yang diceritakan bukan hanya dari historis bangunan namun juga beberapa fenomena didalamnya. Ia punya kekuatan otoritatif bagi siapa saja yang ingin cepat mengenal Sejarah Jakarta, terutama pada masa kolonial belanda. Namun kekurangan sedikit, buku ini tidak terlalu luwes untuk dapat dibaca layaknya buku fiksi agar tidak terdistraksi bagaimana cerita sesungguhnya yang terjadi dalam peristiwa tersebut. Sejarah beberapa abad lalu mengajarkan kita dalam membangun, menjaga juga mengambil langkah dalam menentukan arah Jakarta ke depan, namun bagaimanapun bentuk studi baru tentang Jakarta, buku ini tak mungkin diabaikan sebab ia menawarkan pengetahuan sejarah yang holistik yang mampu memberikan masukan inspiratif bagaimana kesinambungan serta perubahan itu tetap mencirikan kota paradoks ini juga bagaimana pola hidup masyarakatnya yang masih belum memiliki pemikiran dalam mengetahui bagaimana tempat tinggalnya atau asal usul bangunan yang dilihat merupakan saksi bisu dari perjalanan peradaban yang terjadi. Salam lestari, salam jasmerah!