Ada pepatah yang berkata bahwa :
“jangan menjalin hubungan dengan dirinya yang baru saja putus dengan pasangannya atau ditinggal lamaran. Bisa jadi kamu akan terperangkap sebagai pelarian dalam rasa patah pelampiasan hatinya.”

Dalam perjalanan hidup di dunia selama ini, dengan banyaknya aktifitas dan lingkungan yang kita lalui seringkali kita bertemu dengan pengalaman, hal-hal dan orang yang baru, kadang ada yang memberikan nilai baik ada juga yang meninggalkan kesan yang buruk. Banyak pula orang yang hidupnya masih dibayangi oleh masa lalunya, termasuk persoalan kisah asmara.

Tak bisa dipungkiri bahwa cinta merupakan kekuatan yang besar dalam hidup seseorang, sesuatu yang mampu membuat seseorang bertumbuh ataupun hancur. Namun semua itu tentu saja membawa sebuah nilai pelajaran yang baru agar kita bisa lebih hati-hati lagi dalam menyeleksi oranglain masuk ke ranah privasi terutama tentang hubungan dan perasaan. 

Jangan sampai kita memulai sesuatu yang baru lalu berakhir tanpa sebuah kejelasan yang pasti, seakan masih ada menggantung atau bersisa yang berujung pada perasaan yang belum terselesaikan atau unfinished feeling meski ceritanya sudah lama jauh berakhir. Dan hati selalu meminta kejelasan yang pasti agar kita dapat melangkah dengan baik kedepannya dengan mengkomunikasikan itu.

Mungkin ada sebagian kita yang pernah mendengar atau mengalami cerita bagaimana ada orang yang merasakan jatuh cinta lalu karena suatu keadaan tertentu, akhirnya membuat mereka terpaksa berpisah begitu saja? Padahal perasaan mereka belum selesai. Ada beberapa di antaranya yang menunjukkan perasaan tersebut, ada juga yang memilih untuk mundur dan menjauh. Mencoba untuk merelakan dan menerima saja bahwa perasaan tersebut tak berujung pada kebersamaan. Karena merasa tidak enak dan berani untuk meneruskan. Ya itulah yang disebut dengan unfinished feeling.


Ada momen dalam hidup kita dimana dalam hidup ada perasaan yang belum usai, masih terbayang dan belum moveon dari masa lalu namun sudah berani menjalin hubungan dengan yang baru, itu adalah hal yang kurang tepat karena hal itu akan menyakitkan bagi hubungan dan pasangan kita. Orang baru yang tidak memiliki salah, kemungkinan akan dijadikan pelampiasan dan pelarian atas hubunganmu di masa lalu. Meskipun dirinya melihat dan menilai kamu sudah move on, namun kita tidak pernah tahu apa yang tersembunyi didalam hati pasangan kita bukan?

Sebenarnya, mereka yang memiliki perasaan semacam ini bukannya tidak ingin menghapusnya, hanya saja terkadang sering menyimpan dan tidak berani untuk mengungkapkannya dan cenderung membiarkan tak tahu kapan bisa mengutarakan. Bahkan lebih memilih berusaha mencari hati baru, berkelana untuk mencari yang lain, seperti lagunya Selena Gomez, I know I’d go back to you (aku tahu, aku akan kembali ke kamu). Mungkin saja Itu karena mereka masih memiliki perasaan yang belum selesai karena masih sayang.

Namun, kasus diatas jadi berbeda kalau kondisinya karena bingung menentukan atau malah masih merasa sakit hati karena satu dan lain hal. Meski sudah bertahun tahun berpisah, ada baiknya belajar yuk untuk memaafkan dia. Karena bagaimanapun diri kamu layak untuk bahagia juga tanpa harus hidup dibalik bayang-bayangnya. 

BIla hal itu dirasa tidak cukup, maka dewasakan diri kamu untuk bangun dan berbicara dengan dirinya baik-baik. Jelaskan dengan keadaan tenang dan kepala dingin. Selesaikan apa yang memang harus diselesaikan. Itu justru lebih baik jadinya daripada beberapa tahun kemudian ketika kamu ingin menjalani hal baru lagi dengan oranglain, kamu masih saja menyimpan amarah itu padanya. Padahal jika kita telah menemukan orang yang baru, ibarat kertas putih yang mengartikan lembaran baru. TIdak ada sangkut pautnya hubungan masalalu dimasa sekarang ketika kita menjalani hubungan.




Meskipun ada pepatah yang berkata orang diam itu emas. Tapi untuk urusan ini, alangkah baiknya untuk selalu menyarankan untuk berani bangkit dan menyelesaikannya. Itu akan membuatmu terlihat lebih bijak dan dewasa. Jika memang diri kamu merasa tersakiti, ungkapkan dan biarkan dirinya mengetahuinya atau sebaliknya.

Seperti sebuah cerita pada umumnya, saat kamu menjadikan seseorang sebagai penjahat dalam ceritamu, mungkin saja dia malah menganggap dirinya itu korban pada versi ceritanya atau dia justru tidak memahami kenapa dia harus jadi penjahatnya padahal kalian berdua yang menjalaninya. Itulah perspektif di mana setiap orang punya pandangannya masing masing. Kita nggak bisa maksain orang untuk memahami kita tanpa menjelaskannya. Ngejelasin aja belum tentu dia paham, kan?

Jadi teruntuk kamu, (aku juga sih) yang saat ini masih memiliki unfinished feeling segera diselesaikan bahkan sebelum kamu mau mulai menjalin hubungan ke jenjang yang lebih serius. (re: menikah). Maka relakan hal apa yang telah terjadi diantara kamu dan dirinya, setidaknya perasaan itu sudah tersampaikan dengan baik walau tidak bersama.

Coba mulai tenangkan diri kamu dan berdewasalah untuk membicarakannya baik-baik. Jangan membiarkan diri kamu tersiksa, mengganjal dalam hati tanpa memperjelasnya. Jika kamu butuh waktu untuk merasakan perasaanmu, jangan takut untuk bilang itu. Karena kalau momennya hilang, atau dia sudah terlalu jauh untuk digapai, jangan salahkan dia kalau kamu terjebak pada perasaan itu sementara dia sudah melanglang buana tanpa mengingat kamu atau justru sudah menemukan yang baru dan bersiap untuk menikah sedangkan dirimu masih disitu-situ aja.

Kan jadi enggak lucu kalau perasaan yang disimpan itu sampai beberapa tahun dari sekarang masih diingat padahal kamu tidak lagi sama sama dia dan sudah menjalani kehidupan masing-masing. Jadi jangan biasakan menyisakan rasa, kata dan tanya setelah waktu terpisaj itu tiba. Walau nggak ada yang tahu di masa depan bagaimana apakah ada kemungkinan kalian akan bertemu, tapi alangkah baiknya kamu mencegah konflik dari masa lalu ketika sudah berani menjalin hubungan dengan yang baru.Apalagi kalau memang kamu sudah bertemu dengan jodohmu.

Dan untuk kamu yang berpisah namun masih merasakan hati yang berat saat mengingatnya, belajarlah untuk merelakannya. Mungkin sulit dan butuh waktu karena kejadiannya memakan waktu yang cukup panjang sampai bertahun-tahun. Tapi percayalah jika kamu tidak bisa rela, bagaimana kamu pasti bisa memaafkan dan melupakannya. Waktu akan menghapus luka dan kamu akan dipertemukan dengan yang lainnya. Percaya saja.

Terlebih kalau kamu berani ambil resiko untuk menurunkan ego kamu dan berani mengajaknya bicara untuk memperjelas apa yang kamu rasakan.seketika perasaan itu membawamu kepada suatu kedamaian dan rasa lega.Tapi kalau kamu memilih untuk diam dan membiarkan itu, jangan menyesal bila akhirnya kamu berharap kamu bisa mendapat kejelasan tapi momennya sudah tidak lagi ada.

“Semua itu ada waktunya, kalau bukan sekarang, pasti ada. Jadi jangan khawatir, jangan buru buru. Tapi percayalah pada magisnya takdir Tuhan dan waktu yang mengatur pertemuan itu tiba.”