(Gambar: Baliho KKN Kebangsaan 2017)



Tepat satu tahun yang lalu, sebelum aku menulis pengalaman berharga ini adalah waktu dimana aku yang di pagi hari, baru mengetahui informasi KKN Kebangsaan dari salah satu grup whatsapp dan ketika membacannya, aku menyadari bahwa pendaftaran itu akan ditutup di hari yang sama.




Panik? Ohh..tentu saja~



Selama waktu kurang 1(satu) hari itu, usai sholat jum'at di masjid baitul ilmi labschool. Aku langsung datang ke Sekretariat LPPM UNJ yang terletak di Lantai 6, Gedung Ki Hajar Dewantara untuk segera mengambil formulir pendaftaran tapi ketika sampai ternyata belum ada staff disana (mungkin lagi khusyuk berdo'a atau makan siang). Setelah sekitar 10 menit menunggu, akhirnya lembar formulirnya sudah didapatkan.


ALHAMDULILLAH

(Gedung Ki Hajar Dewantara - Kampus A, Universitas Negeri Jakarta)

Namun gaes, ternyata kita tidak harus datang ke sekretariat LPPM, menunggu beberapa menit dan bertemu dengan salah satu staff disana untuk mengambil formulir lho. Karena ternyata LPPM telah menyediakan website untuk kita mendownload file itu secara gratis dan cepat serta bisa diakses atau diprint dimanapun. Canggih bukan? Untuk linknya bisa klik "hmm" ya.



(Gambar: Delegasi KKN Kebangsaan Mahasiswa UNJ 2017)

Oke, mari kita lanjutkan kebagian isi dari artikel ini. Alasan mengapa kalian membaca tulisanku untuk mengetahui lima fakta penting mengenai KKN Kebangsaan~



1. KKN KEBANGSAAN MERUPAKAN PROGRAM UNGGULAN
Salah satu program unggulan bertajuk Kuliah Kerja Nyata yang diakomodir oleh KEMENRISTEKDIKTI. Tiap tahunnya, selalu berganti wilayah pelaksanaannya (seperti: 2016 di wilayah Barat, 2017 di wilayah Tengah/Timur) jadi 2018 pasti wilayah Barat (tuan rumah KKNK 2018 katanya sih Universitas Lampung). Gantian gitu tiap tahunnya


2. KKN Kebangsaan diikuti oleh berbagai PTN & PTS dari Sabang hingga Merauke.
Nah, bagi kamu yang suka jalan-jalan gratis, mencari ilmu dan teman serta berjiwa sosial banget, KKNK cocok untuk kamu perjuangkan secara serius. Apalagi destinasinya adalah daerah pesisir, atau daerah tertinggal yang belum tersentuh kamera wisatawan alias tentu saja tempatnya masih asri dan sangat jauh berbeda dengan wajah ibukota.



3. KKN Kebangsaan Tanggung Jawab Sosial
Menurutku KKN Kebangsaan adalah pengabdian yang bukan main-main.Butuh kesungguhan yang sangat serius dalam menjalankannya karena ini menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat setempat. Makanya wajar kalau KKN kebangsaan adalah pengabdian yang nasionalis untuk pembangunan negara skala nasional yang dimulai dari desa agar bisa berdikari. Karena selama disana kalian akan  dihadapkan dengan berbagai masalah yang ada di desa. Dan sangat tidak rekomendasi bagi mahasiswa yang numpang majang atau ngehabisin anggaran kampus. Apalagi ketika disana cuma numpang selfie atau update story di Instagram. Menurutku, menjadi peserta KKN Kebangsaan adalah tanggung jawab sosial yang besar. Jika dilakukan bersungguh-sungguh akan menjadi ladang amal yang luar biasa.

 
(Gambar: Mahasiswa KKN Kebangsaan desa Oluhuta)
4. KKN Kebangsaan Berbeda
KKN Kebangsaan sangat berbeda dengan KKN Tematik (Reguler) atau KKN Revolusi Mental. Dua KKN ini hanya disediakan oleh kampus-kampus akreditasi A yang programnya secara umum diatur oleh kedua belah pihak (PT Penyelenggara dan PT Pengirim Utusan). Di kampus saya sendiri (Universitas Negeri Jakarta), sayangnya peminat KKN Kebangsaan kurang diminati oleh mahasiswa. Alasannya, karena KKN sudah tidak diwajibkan lagi dikampusku. Tidak seperti dulu. Dan kadang iri dengan kampus lain yang sama-sama berakreditasi A, disana KKN Kebangsaan menduduki trofik peminat tertinggi di urutan klasemen. 


5. Kuota Sangat Terbatas
KKN Kebangsaan kuotanya sangat terbatas, mungkin tiga hingga lima delegasi tiap kampus.  Hal ini terjadi karena kebijakan dari pihak panitia penyelenggara. Mungkin   agar tidak terlalu memberatkan suatu kampus untuk ikut berpartisipasi atau agar anggaran penyelenggara tidak membengkak. Anyway, disinilah kamu akan diminta untuk menyiapkan berbagai dokumen yang unggul daripada yang lain, sehingga seleksi awal boleh kamu lalui dengan sangat mudah. 

Di Tahun lalu, Setelah mendapatkan formulir, aku mengisi data pribadi, dan langsung menyiapkan beberapa dokumen yang dibutuhkan. Mengharuskan pulang pergi kampus ke rumah untuk mengambilnya. Kalian juga nantinya akan dipinta menyusun program pemberdayaan yang sekiranya nanti akan dilakukan selama masa KKN dimulai sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.

Terkait seleksi administrasi (dokumen), biasanya yang akan diminta itu ada 8 (delapan) berkas yang harus kalian penuhi. Mari kita cek..

  1. Formulir pendaftaran (dari LPPM / Pusat Penyelenggara KKN di kampus kamu)
  2. Rekapitulasi nilai terakhir/Kartu Hasil Studi yang telah dilegalisir (Asli & Fotocopy)
  3. Surat izin orangtua (format dari LPPM atau bisa kamu buat sendiri dengan ketentuan didalam surat tersebut ada tulisan “dengan ini memberikan izin…”). Semisal kamu anak kos yang jauh dari orangtua, kamu bisa meminta yang lebih tua (kakak kos) menjadi wali dengan syarat melampirkan fotokopi KTP beliau.
  4. Surat pernyataan (format dari LPPM atau bisa kamu buat sendiri yang isinya identitas/biodata kamu yang didalamnya ada tulisan “dengan ini bersedia mengikuti ketentuan KKN KEBANGSAAN 2018 dan ditempatkan sesuai lokasi yang ditentukan panitia…”)
  5. Surat keterangan berbadan sehat dari klinik (formalitas belaka, tapi harus dipenuhi kan)
  6. Kartu Rencana Studi (KRS). Kalau di UNJ, KRS wajib ditandatangani Pembimbing Akademik. Ini istilahnya “kontrak dibawah tangan” dan agar kamu lebih aman ketika berangkat pengabdian karena Pembimbing Akademik kamu mengetahui hal tersebut
  7. Surat aktif organisasi yang didalamnya menerangkan kamu aktif di organisasi tersebut, baik sebagai anggota dan pengurus. Akan lebih baik kalau kamu memang penguru.
  8. SERTIFIKAT & PIAGAM PENGHARGAAN. Ini formula terakhir yang paling jitu untuk lolos seleksi KKN KEBANGSAAN. Meski tidak dimasukkan sebagai syarat tertulis, kamu harus tetap melampirkan sertifikat prestasi sebanyak mungkin. Kalau tidak punya, bisa kamu lampirkan sertifikat kepanitiaan. Sebisa mungkin berkas kamu tebal, mahal, classy.

Sedikit bercerita mengenai pengalamanku, di 2017 Universitas Negeri Gorontalo dipilih untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan, yang terletak di Kabupaten Bone Bolango dan dibagi menjadi lebih dari 60 desa pengabdian dan dihadiri oleh 55 Universitas baik lokal maupun luar negeri. 

Pada kesempatan ini, saya dan 7 anggota lainnya dipilih untuk melayani di desa Oluhuta, distrik kabila Bone. Mereka semua berasal dari latar belakang dan institusi pendidikan yang berbeda seperti:


(Gambar: Peserta KKN Kebangsaan Desa Oluhuta)



1. Muhammad Enggar Pratama Putra (Saya) - Pendidikan Informatika, Universitas Negeri Jakarta
2. Supriyadi Dauwango - Ilmu Komputer, Universitas Negeri Gorontalo
3. Amirulfikri bin Zambree - Teknik Pengiriman, Universiti Teknologi Malaysia
4. Roudhatul Jannah - Hukum, Universitas Samratulangi
5. Yuyun Mopangga - Kimia, Universitas Negeri Gorontalo
6. Nazila Daeng Daughter Daughter - Ilmu Kelautan, Universitas Khairun Ternate
7. Atrila Latinulu - Perikanan, Universitas Negeri Gorontalo
8. Lestari Sormin - Manajemen, Universitas Medan

Setelah sebulan diberikan waktu untuk pengabdian di desa Oluhuta, kecamatan kabila bone, kami berhasil melakukan banyak hal, beberapa perubahan dan kemajuan pada sumber daya manusia maupun ekonomi desa dengan program kerja yang mungkin bisa jadi referensi kalian^^



(Gambar: Salah Satu Spot Foto di tempat Wisata Karang Indah Oluhuta)

1. Inventarisir Potensi Desa: 
Kami mencoba menjadikan desa oluhuta menjadi desa wisata, karena desa ini terletak di antara bukit-bukit dan dekat dengan bibir pantai. Alhasil keindahan dan keunikan dari desa Oluhuta adalah pantai  dan pasir yang indah maupun isi dasar lautnya yang tak tertandingi. Buktinya ada ketika kami mengobservasi bagian dalam laut, kami menemukan beberapa karang dan ikan-ikan yang tidak bisa kalian jumpai atau temukan di Akuarium Hewan (Seaworld, Ancol)


(Gambar: Sosialisasi dan Pembentukan Lembaga Konservasi Pantai bekerjasama dengan Warga Desa)

2. Pendirian Lembaga Konservasi Pantai
Dengan alasan menjaga keutuhan dan keindahan pesisir pantai maupun air laut dari sampah dan limbah, maka kami membentuk sebuah lembaga konservasi sebagai upaya pencegahan dan pelestaran dari inventarisasi desa yang bekerja sama dengan para pemuda dan perangkat desa lainnya. Membentuk struktur kepengurusan sehingga para pengurus mengetahui tugas pokok dan fungsi dari lembaga ini.

(Gambar: Pelatihan Pembuatan Abon Ikan Oluhuta)


3. Pembentukan UMKM oleh Para Istri Nelayan
Karena desa ini ada di dekat bibir pantai, maka wajar bila sebagian besar penduduk desa oluhuta bekerja sebagai nelayan. Maka, ketika sang suami pergi berangkat melaut tugas istri adalah tinggal di rumah untuk mengurus anak sambil menunggu hasil tangkapan laut yang dibawa suaminya. Tentu dalam pandangan kami, ini merupakan sebuah kerugian terutama pada waktu dan produktifitas rumah tangga warga desa. Jadi, atas dasar tersebut kami mencoba untuk mengadakan workshop dan pelatihan dengan mengajarkan pengembangan kemampuan kepada para istri nelayan berbasis ekonomi kreatif untuk meningkatkan pendapatan para istri nelayan di desa. Pengembangan kemampuan ini kami bentuk dalam dua sesi:

  • Pertama, memanfaatkan limbah alami seperti sabut kelapa, pasir putih dan kulit kerang yang terdapat di sepanjang bibir pantai untuk membuat berbagai karya seperti: aksesoris, kotak tisu maupun lukisan pasir yang bernilai kreatifitas dan jual tinggi.
  • Kedua, kami melakukan pengaktifkan kembali produksi abon yang dulu sempat berhenti karena masalah internal dan mencoba membuat pengembangan dari hasil tangkapan ikan ekor kuning nelayan dengan memberikan tingkatan kepedasan untuk menambah nafsu makan. Hal ini didasari bahwa masyarakat Gorontalo sangat menyukai makanan yang pedas. Sampai sekarang ini, Abon Ikan khas Oluhuta berhasil menghasilkan nilai jual yang jelas lebih lezat, gurih, halal dan tahan lama serta tinggi di pasar setempat.

(Gambar: Perjalanan Observasi Laut Oluhuta menggunakan Perahu Kaca)


4. Pengamatan Tempat Wisata: 
Setelah mendirikan lembaga konservasi untuk menjaga dan melesatarikan kebersihan pesisir pantai, kami kemudian membuat tempat wisata untuk menarik wisatawan asing dan lokal datang ke desa oluhuta khususnya pada bagian fasilitas dan pendukung seperti spot foto, tempat duduk, kamar mandi, tempat makan dll sebagai daya tarik karang indah oluhuta.



(Gambar: Pengajaran Al-Qur'an kepada Anak-anak di desa)

(Gambar: Pendidikan Bahasa Inggris kepada anak-anak desa)


5. Pendidikan dan Pengajaran: 
Beruntunglah kalau kalian bisa merasakan pendidikan tinggi maka dari itu senantiasa bersyukur  atas segala hal yang telah dimiliki dan dijalani sekarang dengan  cara mengajarkan ilmu kepada yang membutuhkan. 
"Ilmu itu tidak akan pernah habis apalagi merugikan sang pengajar. Justru sebaliknya, ia akan menyempurnakan si pengajar tersebut"

Oke, kembali ke desa. Di desa oluhuta, bisa dikatakan mayoritas penduduknya berpendidikan menengah ke bawah. Hasil survei dan observasi ketika awal kami tiba di desa, jumlah sarjana kurang dari 10 orang. Dan Paling mentok pada jenjang SMA serta tidak sedikit dari warganya yang putus sekolah karena jarak maupun biaya yang harus dikeluarkan. Atas hal ini, membuat kami berinisiatif membuka sekolah darurat untuk tingkatan sd hingga sma untuk semua mata pelajaran. Namun sayangnya waktu selama KKN tidak cukup, jadi kami tidak terlalu bisa menggantikan jumlah pertemuan yang biasanya didapatkan di sekolah. Jelas ini adalah sebuah evaluasi besar bagi kami.


"Pendidikan itu memanusiakan manusia, ia adalah pemutus mata rantai kebodohan. Maka ajarkanlah manusia pendidikan agar mereka lebih merdeka dan dewasa."
(Gambar: Pemilihan Duta Nou dan Uti bekerjasama dengan Karang Taruna desa Oluhuta)




6. Pemiihan Duta No'u dan Uti: 
Karena fokus dari awal tujuan kami adalah pengembangan desa Oluhuta menjadi Desa wisata, agak kurang menarik jika didesa ini tidak memiliki identitas atau karakteristik yang menonjol. Atas dasar itu, kami mencoba untuk mengadakan sebuah audisi tingkat desa yang mengharuskan para pemuda desa mendaftar serta menunjukkan talentanya layaknya pemilihan Abang dan None adat betawi. Kami juga mengajarkan beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang Nou dan Uti seperti: Kemahiran dalam menggunakan bahasa Inggris bila ada turis Asing datang berkunjung, Cara berjalan layaknya putri Indonesia, dsbnya sebagai standarisasi tujuan kami dalam mewujudkan desa wisata.

(Gambar: Pelepasan Mahasiswa UNJ dalam KKN Kebangsaan 2017)

(Gambar: Penyambutan Seluruh Peserta KKN Kebangsaan 2017 yang bertempat di Rumah Dinas Bupati Kab. Bone Bolango)
  


(Gambar: Monitoring Panitia Penyelenggara kepada Peserta di Posko KKN Desa Oluhuta)

Diakhir kesimpulan dari kegiatan KKN Kebangsaan ini adalah, kami memberikan laporan kepada kepala desa oluhuta yang disaksikan di depan seluruh penduduk desa mengenai semua hal yang kami lakukan sebulan didesa. Dari hal tersebut banyak sekali antusiasme dan pujian yang kami terima dari warga, apalagi saat malam perpisahan didesa, jiwa kami merasa telah melebur menjadi satu dan seakan menjadi keluarga desa Oluhuta. Sungguh, banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dan dilakukan oleh mahasiswa selain hanya diskusi, aksi, mengukir prestasi atau hanya duduk dikelas lalu pulang. Karena sesungguhnya inilah yang dibutuhkan oleh mahasiswa yang ada kata "MAHA" didepannya untuk ikut terjun langsung merasakan kondisi masyarakat yang sebenarnya dan menuntut ingin adanya perubahan dan perkembangan yang signifikasi selama pengabdian.


"Pengalaman jelas adalah guru terbaik."